Uli Mayang

20 February 2016

Acara tujuh bulanan ke hamilan tradisi jawa TINGKEPAN mitoni

Hallo, kali ini uli mayang mau cerita dan berbagi sedikit tentang acara tradisi di lingkungan uli mayang. Tepatnya masyarakat jawa, jadi dalam rangka mengucap syukur akan kehamilan uli mayang yang pertama di bulan ke tujuh di ada kan acara kecil kecilan yang biasanya di sebut MITONI atau TINGKEPAN

Acaranya sendiri sebenarnya terdiri dari : 
  • Ayah dan ibu si jabang bayi mandi atau di mandikan kembang setaman
  • Belah kelapa yang sudah di ukir gambar wayang oleh ayah si jabang bayi ( menurut mitos yang beredar kalau motongnya menceng atau tidak lurus anak nya perempuan, kalau motongnya lurus anak nya laki - laki)
  • Ibu si jabang bayi Ganti baju sebanyak tujuh kali
  • Pembacaan doa atau kirim doa, ucapan syukur dan mendoakan si jabang bayi dan ibu
  • Jualan cendol dan rujak oleh ibu si jabang bayi (ada mitos yang beredar kalau rujaknya sedap anaknya perempuan kalau tidak enak anaknya laki laki)
Menurut kepercayaan baik nya pitoni di laksanakan sebelum atau sewaktu usia kehamilan tujuh bulan pada kehamilan pertama. Kalau lebih dari tujuh bulan sebenarnya tidak apa apa, hanya saja di khawatirkan sebelum di tingkepi atau di pitoni si baby keburu lahir. Nah kalau si bayi lahir sebelum di acarakan maka tiap kehamilan di lakukan tingkepan atau piton piton. 

Nah walau acaranya kecil alias hanya syarat tapi di rumah tetap sibuk. Karena mengundang tetangga untuk baca kan doa. Kan tidak enak mengundang orang tidak kasih pemanis mulut, baca doa kan haus.
Oi ya dalam acara piton piton ada beberapa makanan wajib yang harus ada yaitu :

  • Cendol
  • Rujak
  • Kolo pendem (makanan dari di bawah tanah) tujuh macam (garut, kacang, singkong, labu, keladi, ubi jalar, uwi)
  • Jajan pasar
  • Tumpeng
  • Ingkung atau ayam utuh yang di masak.
Well menurut orang jawa di lingkungan saya yaitu di pare kediri baiknya acara piton piton atau tingkepan atau acara tujuh bulanan di laksanakan di hari sabtu legi. Yang artinya acaranya jumat setelah magrib. Bingung? Ok Hitunganya begini.. setelah jam 12 malam kan baru ganti hari kalau menurut internasional time, but menurut orang jawa setelah magrib atau ada juga yang setelah jam empat sore sudah pergantian hari. :) njelimet? Masih bingung? Mending suruh orang tua yang di tuakan saja yang mengurus soal hari, saya juga tidak begitu faham.
Alhamdulillah acaranya berlangsung lancar walau ada sedikit misscomunication but is ok lah. Maklum saja saya tidak asli jawa, mama saya batak jadi pengetahuannya pun setengah setengah tentang adat jawa. Tapi karena kami tinggal di jawa jadi menghargai dan menjunjung adat yang berlaku itu penting. Seperti kata pepatah " di mana bumi di pijak di situ langit di junjung".

Ps: rujak saya enak banget, cendolnya juga sedap, seperti di lihat potongan kelapanya agak menceng bagian bawahnya sampai perlu di potong dua kali karena parangnya tumpul xixi., kalau menurut mitos ini anaknya cewek. But we will see besok anak saya cewek atau cowok ya...

Oke itu saja semoga tulisan ini sedikit memberi informasi tentang tradisi kehamilan di tanah jawa.
Salam sayang

Uli mayang

2 comments:

  1. Haii kak slm knl.....
    Mau tanya, kalo ketan harus ada juga ya

    ReplyDelete
  2. Hai kak, slm kenal, mau tanyakk...
    Klo ketan harus ada juga yaaa

    ReplyDelete

Thanks for a nice comment

uli mayang.